Sederhananya singkatan-singkatan di atas berasal dari kata Variable Valve
Timing (VVT), yaitu perubahan pada bukaan valve (katup) hisap (intake) dan
buang (exhaust) pada sistem pembakaran ruang dalam (Internal Combustion
System). Ketika mesin berjalan yang diakibatkan dari energi panas yang
dihasilkan akibat pemampatan dan pembakaran, piston akan bergerak turun naik
sehingga menghasilkan energi mekanik. Dalam proses ini membutuhkan pasokan
campuran bahan bakar dan udara yang cukup untuk menghasilkan pembakaran (pengapian dari
busi tidak kami bahas). Selama proses tersebut, karena yang dibutuhkan
kendaraan untuk bergerak adalah energi mekanik, berarti ada nilai putaran yang
dinyatakan dalam revolution per-minute (RPM) yang selalu berubah, dipengaruhi
oleh kendali pengemudi atau penyesuaian kecepatan yang diinginkan, kondisi
jalan (derajat naik-turun), serta koefisien hambatan seperti jenis permukaan
jalan, jenis ban, dan lain sebagainya.
Cara Kerja
Mekanisme VVT (kereta.com) |
Selama proses pembakaran berlangsung, untuk menghasilkan pembakaran yang
sempurna sehingga mendapatkan energi yang sesuai dengan kebutuhan kelajuan
kendaraan, dibutuhkan konsistensi suplai antara campuran bahan bakar dan udara,
semakin tinggi putaran, maka semakin banyak pula aliran udara dibutuhkan. Apabila
kerja mesin untuk membuka tutup katup hanya tergantung pada putaran timing
chain (keteng), Timing belt, tanpa pengatur perubahan, maka hasilnya tidak efisien,
seringkali terjadi terlambatnya pasokan campuran bahan bakar dan udara dalam proses
pembakaran, sehingga menghasilkan tenaga yang tidak sesuai, lebih parahnya
proses pembakaran yang terlalu lambat atau terlalu cepat akan mengakibatkan
kerusakan pada piston, seperti penumpukan komposit karbon (kepala piston gosong),
menimbulkan bunyi yang kasar (knocking). Hal-hal seperti ini bisa mempengaruhi
masa pakai kendaraan, tentunya selain perbaikan tidak terencana yang
membutuhkan biaya cukup banyak, juga mengakibatkan pemborosan bahan bakar,
karena bahan bakar banyak yang terbuang sia-sia.
Teknologi VVT memungkinkan terjadinya perubahan bukaan katup disesuaikan
dengan putaran mesin, pada camshaft (noken as) ditempatkan cam lobe (biasa
disebut cams) tambahan yang dikontrol secara hidrolik yang memiliki control
pressure pada putaran tertentu, cams ini akan menggantikan kerja cams utama
untuk menekan katup hisap dan buang, sehingga ruang bakar mendapat pasokan
campuran udara dan bahan bakar yang sesuai guna efisiensi pembakaran. Ketika
putaran turun, maka tekanan fluida akan menurun kembali, dan cams tambahan
kembali ke posisi semula lalu cams utama bekerja kembali. Hal ini dimungkinkan
karena adanya perbedaan derajat antarcams yg mengakibatkan perubahan bukaan.
Penerapan teknologi VVT dapat menghasilkan emisi yang lebih baik karena
pembakaran yang sempurna, efisiensi bahan bakar karena waktu pembakaran yang
selalu tepat, serta tenaga tetap responsif saat merubah percepatan.
Jenis
Sekarang, hampir seluruh
pabrikan mobil menggunakan teknologi VVT pada tipe-tipe tertentu
produknya dan melakukan penyesuaian yang disesuaikan dengan cara kerja
mesin, cara kerja katup, posisi, dan lain-lain.
Berikut adalah beberapa istilah atau paten teknologi VVT yang dikeluarkan
oleh pabrik mobil:
- BMW : Valvetronic, VANOS, Double VANOS
- Honda : VTEC, VTEC-E, i-VTEC
- Mitsubishi : MIVEC
- Nissan : VVEL
- Proton : Cam Pro CPS
- Suzuki : VVT (M Engine Type)
- Toyota : VVTi, VVTL-i
0 komentar:
Posting Komentar