Berdasar pada peraturan American Automotive Engineering, fasilitas AC
(Air Conditioning) sudah menjadi kelengkapan wajib pada setiap mobil.
Hasil penelitian menyatakan bahwa temperatur kenyamanan bagi manusia
berkisar antara 21 C - 26 C (70 F - 80 F).
Di negara beriklim kutub dan subtropis, AC menjadi fital karena pada
musim dingin suhu bisa mencapai 0 C bahkan lebih rendah lagi dan pada
musim panas mencapai 40 C, sehingga untuk kenyamanan penggunaan mobil
harus menstabilkan suhu di dalam mobil tersebut. Pada dasarnya AC
berfungsi untuk mengendalikan temperatur sesuai dengan keinginan
pengguna mobil berdasar pada persyaratan dan kondisi yang sudah
ditentukan, AC bisa menaikkan (memanaskan) dan menurunkan (mendinginkan)
temperatur pada mobil. Berbeda dengan negara beriklim kutub dan
subtropis, pada negara beriklim tropis AC hanya menurunkan suhu ruangan,
karena pada daerah beriklim tropis suhu terendah dianggap masih toleran
dan tidak perlu diturunkan lagi (16 C - 20 C), dan anekdot akronim AC
berubah menjadi Air Cooling.
Faktor utama dari dingin ataupun panas adalah seberapa mudahnya ketika
tubuh melepas prespirasi. segala hal yang bersangkutan dengan alam ini
menimbulkan panas, mungkin kita mengira panas itu adalah "rasa" seperti
saat kita berada dekat sumber panas seperti api, dan lainnya, tapi lebih
dari itu, berdasar hukum fisika panas merupakan hasil yang ditimbulkan
akibat dari pergerakan atom atau molekul, pada zat padat bisa merambat
melalui proses induksi, pada zat cair melalui proses konveksi, dan pada
ruang melalui proses radiasi. Jadi panas merupakan sebuah bentuk energi.
Sifat dari energi ini akan bergerak dari tempat yang lebih hangat ke
tempat yang lebih dingin dan prosesnya akan berhenti ketika memiliki
persamaan suhu antara dua benda tersebut.
Berikut adalah penjelasan mengenai komponen yang diperlukan untuk mengubah suhu dan cara kerjanya;
Komponen AC terdiri dari unit-unit sebagai berikut:
1. Compressor
Berfungsi untuk memompa cairan pendingin (refrigerant agent) dengan cara
memberi tekanan tinggi sehingga cairan tersebut akan terkondensasi dan
melepas panas.
2. Condenser
refrigeran agent yg disalurkan oleh kompresor tervaporasi (uap)
bertekanan akan dirubah menjadi cairan bertekanan dikarenakan adanya
proses kondensasi oleh pengaruh aliran dan perbedaan suhu udara dari
luar mobil. Condenser terletak di depan radiator sehingga bisa menyerap
udara akibat laju mobil atau dari putaran kipas secara maksimal.
3. Receiver/ Drier
Tabung yang menerima cairan refrigerant memisahkannya supaya tidak
lembab dan menurunkan tekanan untuk disalurkan menuju evaporator.
4. Expansion Valve
Menurunkan tekanan campuran refrigerant yg berupa cairan dan gas, serta
memisahkannya gas yang kering disalurkan ke evaporator dan cairan
refrigerant dirubah kembali menjadi gas.
5. Evaporator
Sama seperti radiator atau condenser, evaporator memiliki kisi-kisi dan
pipa saluran kecil untuk mengalirkan gas refrigerant, kipas (blower)
yang terpasang di depan evaporator akan menghembuskan udara sehingga
efek dingin dari refrigerant akan masuk ke kabin mobil dan mendinginkan
udara di dalam mobil. Sedangkan refrigerant yang melewati evaporator
akan diteruskan kembali ke kompresor untuk menyiptakan siklus
pendinginan udara selanjutnya.
Sebenarnya proses yang dilakukan dalam sistem kerja AC adalah memanaskan
cairan refrigerant, namun karena cairan tersebut memiliki titik didih
lebih rendah dari air, ketika refrigerant memperoleh panas lebih dari
21.6 F (5 - 6 C) maka cairan tersebut akan tervaporasi (menguap). Cara
memanaskannya adalah dengan memberikan tekanan seta mempengaruhinya
dengan udara luar yang suhunya lebih tinggi dibanding cairan refrigerant
tersebut.
Jenis-jenis Refrigerant
1. R-12
Dikenal dengan sebutan freon yang memiliki unsur kimia
dichlorodifluoromethane, efektif untuk menyerap panas dalam mobil namun
hasil penelitian menunjukkan bahwa freon menyebabkan kebocoran pada
lapisan ozone, dikarenakan mengandung atom chlorine dan fluorine, yang
akan bereaksi oleh sinar ultraviolet dan memecah lapisan ozone di
stratosphere. Selain itu, jika freon kontak dengan sumber api misalnya
terjadi kebocoran akan mengakibatkan freon menjadi zat yang beracun
apabila terhirup dan bisa mematikan.
2. R-134a
Dengan nama ilmiah hydrofluorocarbon (HFC), lebih aman karena tidak
mengandung chlorine. Namun bekerja pada suhu yang lebih tinggi sehingga
tidak seefektif R-12, membutuhkan tekanan yang lebih tinggi untuk
mengevaporasi refrigerant tipe ini.
3. R-410a
dikenal dengan Ecofluor, Puron (CH2F2), molekulnya
yang tidak mengandung chlorine aman bagi ozone, namun sama dengan
R-134a, R-410a membutuhkan tekanan yang lebih besar untuk bekerja
efektif.
Senin, 17 Desember 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar