Senin, 17 Desember 2012

Air Conditioning Sistem pada Mobil

Berdasar pada peraturan American Automotive Engineering, fasilitas AC (Air Conditioning) sudah menjadi kelengkapan wajib pada setiap mobil. Hasil penelitian menyatakan bahwa temperatur kenyamanan bagi manusia berkisar antara 21 C - 26 C (70 F - 80 F).

Di negara beriklim kutub dan subtropis, AC menjadi fital karena pada musim dingin suhu bisa mencapai 0 C bahkan lebih rendah lagi dan pada musim panas mencapai 40 C, sehingga untuk kenyamanan penggunaan mobil harus menstabilkan suhu di dalam mobil tersebut. Pada dasarnya AC berfungsi untuk mengendalikan temperatur sesuai dengan keinginan pengguna mobil berdasar pada persyaratan dan kondisi yang sudah ditentukan, AC bisa menaikkan (memanaskan) dan menurunkan (mendinginkan) temperatur pada mobil. Berbeda dengan negara beriklim kutub dan subtropis, pada negara beriklim tropis AC hanya menurunkan suhu ruangan, karena pada daerah beriklim tropis suhu terendah dianggap masih toleran dan tidak perlu diturunkan lagi (16 C - 20 C), dan anekdot akronim AC berubah menjadi Air Cooling.

Faktor utama dari dingin ataupun panas adalah seberapa mudahnya ketika tubuh melepas prespirasi. segala hal yang bersangkutan dengan alam ini menimbulkan panas, mungkin kita mengira panas itu adalah "rasa" seperti saat kita berada dekat sumber panas seperti api, dan lainnya, tapi lebih dari itu, berdasar hukum fisika panas merupakan hasil yang ditimbulkan akibat dari pergerakan atom atau molekul, pada zat padat bisa merambat melalui proses induksi, pada zat cair melalui proses konveksi, dan pada ruang melalui proses radiasi. Jadi panas merupakan sebuah bentuk energi. Sifat dari energi ini akan bergerak dari tempat yang lebih hangat ke tempat yang lebih dingin dan prosesnya akan berhenti ketika memiliki persamaan suhu antara dua benda tersebut.

Berikut adalah penjelasan mengenai komponen yang diperlukan untuk mengubah suhu dan cara kerjanya;
Komponen AC terdiri dari unit-unit sebagai berikut:
1. Compressor
Berfungsi untuk memompa cairan pendingin (refrigerant agent) dengan cara memberi tekanan tinggi sehingga cairan tersebut akan terkondensasi dan melepas panas.

2. Condenser
refrigeran agent yg disalurkan oleh kompresor tervaporasi (uap) bertekanan akan dirubah menjadi cairan bertekanan dikarenakan adanya proses kondensasi oleh pengaruh aliran dan perbedaan suhu udara dari luar mobil. Condenser terletak di depan radiator sehingga bisa menyerap udara akibat laju mobil atau dari putaran kipas secara maksimal.

3. Receiver/ Drier
Tabung yang menerima cairan refrigerant memisahkannya supaya tidak lembab dan menurunkan tekanan untuk disalurkan menuju evaporator.

4. Expansion Valve
Menurunkan tekanan campuran refrigerant yg berupa cairan dan gas, serta memisahkannya gas yang kering disalurkan ke evaporator dan cairan refrigerant dirubah kembali menjadi gas.

5. Evaporator
Sama seperti radiator atau condenser, evaporator memiliki kisi-kisi dan pipa saluran kecil untuk mengalirkan gas refrigerant, kipas (blower) yang terpasang di depan evaporator akan menghembuskan udara sehingga efek dingin dari refrigerant akan masuk ke kabin mobil dan mendinginkan udara di dalam mobil. Sedangkan refrigerant yang melewati evaporator akan diteruskan kembali ke kompresor untuk menyiptakan siklus pendinginan udara selanjutnya.

Sebenarnya proses yang dilakukan dalam sistem kerja AC adalah memanaskan cairan refrigerant, namun karena cairan tersebut memiliki titik didih lebih rendah dari air, ketika refrigerant memperoleh panas lebih dari 21.6 F (5 - 6 C) maka cairan tersebut akan tervaporasi (menguap). Cara memanaskannya adalah dengan memberikan tekanan seta mempengaruhinya dengan udara luar yang suhunya lebih tinggi dibanding cairan refrigerant tersebut.

Jenis-jenis Refrigerant
1. R-12
Dikenal dengan sebutan freon yang memiliki unsur kimia dichlorodifluoromethane, efektif untuk menyerap panas dalam mobil namun hasil penelitian menunjukkan bahwa freon menyebabkan kebocoran pada lapisan ozone, dikarenakan mengandung atom chlorine dan fluorine, yang akan bereaksi oleh sinar ultraviolet dan memecah lapisan ozone di stratosphere. Selain itu, jika freon kontak dengan sumber api misalnya terjadi kebocoran akan mengakibatkan freon menjadi zat yang beracun apabila terhirup dan bisa mematikan.

2. R-134a
Dengan nama ilmiah hydrofluorocarbon (HFC), lebih aman karena tidak mengandung chlorine. Namun bekerja pada suhu yang lebih tinggi sehingga tidak seefektif R-12, membutuhkan tekanan yang lebih tinggi untuk mengevaporasi refrigerant tipe ini.

3. R-410a
dikenal dengan Ecofluor, Puron (CH2F2), molekulnya yang tidak mengandung chlorine aman bagi ozone, namun sama dengan R-134a, R-410a membutuhkan tekanan yang lebih besar untuk bekerja efektif.


0 komentar:

Posting Komentar